-->

Bersholawat, Kenapa Ragu?


Pernah sewaktu ketika saya mendengarkan ceramah dari seorang kiai, saat ada acara pengajian di Sendang Senori Tuban yang mengatakan bahwa seorang yang tidak membaca sholawat setiap hari hukumnya kafir. Lalu pak yai tadi pun menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim, pastilah kita selalu melaksanakan sholat. Dan di dalam sholat tersebut pasti kita membaca sholawat di setiap tahihiyyatnya. Hal itu menjadi bukti bahwa seorang yang mengaku muslim pasti membaca sholawat setiap hari.
Membaca sholawat selain merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah, juga merupakan upaya untuk meraih syafaat nabi Muhammad saw. Bacaan yang paling sederhana berbunyi " Allohumma sholli ala Muhammad " ini memang memiliki arti yang merupakan do'a kepada sang nabi. Nabi Muhammad yang jika diibaratkan sebagai wadah yang sudah penuh dengan isi, ketika kita menambahi do'a, Maka do'a itu akan kembali meluber kepada diri kita masing-masing.
Terlebih Allah Ta’ala berfirman dalam Alqur'an yang artinya, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah penghormatan kepadanya”. [Al Ahzab:56]
Maka, kita pun melihat setiap muslim berlomba-lomba memberikan shalawat yang terbaik dan memperbanyak bacaan shalawatnya. Majelis-majelis shalawat pun dibentuk serta diadakan secara rutin di mana-mana. Namun, sayangnya ada saja sekelompok kecil dari masyarakat yang sangat sedikit jumlahnya, terkesan menghalangi dan tidak menyukai shalawat. Bahkan tidak jarang dikatakan kepada orang yang bershalawat bahwa perbuatan itu dianggap bid’ah, sesat, syirik, dan lain sebagainya serta pelakunya divonis masuk neraka, dengan dalih Qur’an dan Sunnah ala pemikiran “kelompok kecil” tersebut. Shalawat-shalawat yang hebat dan penuh manfaat dari para ulama, waliyullah dan orang-orang shalih dikatakan bid’ah dan sesat, na’udzubillah.
Sementara saya sendiri yang mencoba mutabaah kepada kiai sepuh menganggap bahwa membaca sholawat adalah sebuah ibadah yang tentunya akan mendapatkan ganjaran dari Allah. Daripada mendengarkan lagu-lagu barat yang menjadi trend anak-anak muda dan liriknya tidak jelas, atau lagu-lagu lokal yang sering kali liriknya malah menjerumuskan ke hal-hal yang negatif dan terkadang agak mesum . Wallahu a'lam.



0 Response to "Bersholawat, Kenapa Ragu?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel