Biografi Singkat K. H. Misbah Musthofa : Penulis Kitab Tajul Muslim
Oleh : Dianita Nur Hayati*
Kiai Haji Misbah Musthofa adalah seorang ulama besar yang lahir di pesisir utara pulau Jawa, tepatnya di kota Rembang pada tahun 1916 dengan nama asli Masruh. Ayahnya bernama H. Zaenal Musthofa, sedangkan ibunya bernama Khadijah. Mereka dikenal sebagai keluarga yang taat melaksanakan ajaran agama.
Mbah Misbah, begitu beliau sering dipanggil adalah seorang pengasuh pondok pesantren Al Balagh Bangilan Tuban. Secara ekonomi, beliau termasuk keluarga yang berkecukupan sehingga mampu menunaikan ibadah haji bersama keluarga. Nah, sepulang dari tanah suci inilah nama Masruh berganti menjadi Misbah.
Pada usia enam tahun, beliau mengikuti pendidikan dasar yang pada saat itu bernama SR atau Sekolah Rakyat. Kemudian melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren Kasingan Rembang pimpinan K. H. Kholil bin Harun pada tahun 1928 M. Waktu itu beliau fokus belajar gramatika bahasa arab seperti ilmu Nahwu, Shorof, dll. Bahkan di usianya yang masih muda, Misbah kecil sudah mampu mengkhatamkan kitab Alfiyah sebanyak 17 kali. Hal ini menunjukkan keseriusan dan ketekunan beliau dalam mempelajari ilmu bahasa arab.
Setelah matang betul dalam ilmu gramatika, beliau baru belajar dan mengkaji kitab kuning. Sampai akhirnya mampu menyusun sebuah kitab tafsir Al Qur'an yang diberi nama " Tajul Muslim ".
Mbah Misbah selalu menulis dan menerjemahkan kitab-kitab kuning, bahkan ketika ia masih mengaji di pesantren. Hasil karangan dan terjemahannya yang terjual banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta biaya hidup selama belajar di pesantren. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia kecuali selalu beliau gunakan untuk menulis.
Beliau pindah ke Bangilan pada usia ke 31 tahun setelah menikah dengan seorang perempuan bernama Masrukah. Kemudian ikut mengajar di sebuah pondok pesantren di sana hingga pada akhirnya beliau diberi kepercayaan untuk mengelolanya. Mbah Misbah adalah seorang pengajar kitab kuning yang andal terutama dalam bidang kaidah bahasa arab, tafsir hadits, fiqih, dan lain sebagainya.
Selain mengajar, beliau juga sempat aktif dalam kegiatan politik. Kegiatan politik ini dilakukan dengan tujuan untuk bisa berdakwah di luar pesantren. Akan tetapi, beberapa waktu kemudian beliau memutuskan untuk keluar dari dunia politik karena memiliki sikap yang berbeda dengan partainya mengenai polemik BPR ( Bank Perkreditan Rakyat ).
Tidak ada seseorang pun yang bisa menyamai sikap beliau. Beliau adalah orang yang sangat teguh dalam mempertahankan ide, serta tekun dan pantang menyerah dalam hal apapun. Kitab-kitab karangan dan terjemahan beliau sangat banyak dan bisa kita jumpai hingga saat ini, karena memang kegemaran beliau adalah menulis. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia, baginya hidup adalah menulis, menulis, dan menulis.
Gerbang menuju pondok Al Balagh bertuliskan Jl. K. H. Misbah Mustofa
* Ditulis untuk memenuhi tugas sekolah mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XB ( dengan sedikit revisi ).

mantab lur
ReplyDeleteAlamat lengkap pondok al balagh dimana ya
ReplyDeletedusun karangtengah Desa Bangilan Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban Jawa Timur,
ReplyDelete