-->

Menghidupkan Organisasi Yang Mau Mati, Rasanya Malah Kita Yang Mau Mati

Tulisan ini jangan dianggap serius. Saya ketika mau menulis ini awalnya hanya ingin membuat tulisan yang sebisa mungkin berisi lelucon. Tapi karena pikiran kalut, sekali mau membuat tulisan yang agak sedikit jenaka, tiba-tiba ide tersebut malah menghilang dari benak saya. Jadilah tulisan-tulisan ini seperti barisan huruf yang sangat kaku. Tapi tak apalah, yang terpenting tidak ada unsur umpatan maupun sumpah serapah di dalamnya. Mudah-mudahan. 

Ceritanya, saya sedikit tidak bernafsu ketika di suatu sore ada seseorang yang berkirim undangan ke rumah. Surat tersebut ber-kop sebuah organisasi yang sebenarnya cukup bonafit di negara ini, tapi tidak begitu keren di kampung saya. Kenapa saya katakan demikian? Karena keberadaannya di sini yang seperti mati suri. Hidup segan mati enggan. Saya intip agenda di dalam surat tersebut. Isinya adalah semangat reorganisasi. Ya wis lah, nanti malam kalau moodnya lagi baik saya berangkat. 

Singkat cerita, malam itu saya pun memutuskan berangkat dengan menyengaja datang agak terlambat sekira satu jam-an. Eh, di sana ternyata saya benar-benar tidak terlambat karena kita memang memiliki budaya jempolan yaitu jam karet. Walhasil, dengan ikhlas hati saya harus mengikuti acara tersebut dengan tuntas mulai pembukaan sampai penutupan. 

Ketika memasuki acara inti, ini yang paling membuat saya sedikit kesal tapi banyak menggerutu. Lha wong agendanya semangat menghidupkan organisasi tapi kok tak ada yang mau ditempatkan di struktur kepengurusan. Lak yo nggarai eksmosi thok to? Akhirnya karena sudah buntu alias mentok, sang pemimpin rapat pun asal tunjuk hidung untuk mengisi pos-pos yang ada di struktur keorganisasian. Lha ndilalah bejane awak, ternyata saya malah diberikan jabatan yang sangat prestisius di organisasi tersebut. Baru kali ini ada orang-orang yang sama ketakutan ketika akan diberikan jabatan. Lha aku? Ketiban sampur! 

Sesaat, wajah saya berkeliaran melihat-lihat ekspresi seluruh peserta rapat yang ada pada malam itu. Yang saya dapati adalah penafsiran dari otak saya bahwa mereka seakan-akan mengatakan "syukur alhamdulillah, saya gak kebagian beban menghidupkan organisasi. " Ngawur! Ngene kok ape semangat reorganisasi. 

Gambar Ilustrasi 

0 Response to "Menghidupkan Organisasi Yang Mau Mati, Rasanya Malah Kita Yang Mau Mati"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel