-->

Ilmu Jawa itu Bernama "Pangkon"


Di suatu malam, terjadilah suatu perbincangan antar beberapa orang di rumah seorang kawan. Obrolan hangat itu mengalir begitu saja meskipun waktu pada saat itu sudah menunjukkan lebih dari pukul sepuluh malam. Dengan diringi kepulan asap rokok, pembicaraan itu serasa mengabaikan dingin yang mulai menyerang tubuh. Sisa puntung rokok terlihat memenuhi asbak yang berada di samping gelas teh.

" Sebagai orang Jawa, ketika ada seseorang yang melakukan kejahatan kepada kita, maka cara menghentikannya adalah membalasnya dengan perbuatan baik. Itu sudah menjadi falsafah hidup orang Jawa. " ucap Ngadiono.
" Betul mas, tapi tidak semua orang jawa bisa seperti itu. " sergahku.
" Berarti, kalau seandainya kita adalah orang China, maka gak usah membalas dengan kebaikan ya mas? Hahaha....." sahut Rohman.
" Ya bukan. Memang semua orang itu tidak sama. Tapi karena ini sudah menjadi falsafah leluhur orang jawa, maka kebanyakan yang sudah terjadi seperti itu." Jawab Ngadiono.
" Lha, terus contoh riilnya apa? " tanya Khoiri.
" Saya dulu pernah panen jagung. Tapi, sebelum sempat memanennya, saya sempat dikejutkan dengan ulah seseorang yang telah mencuri beberapa larik pohon jagung. Selang beberapa hari kemudian saya selidiki, saya pun memergoki orang yang sedang mencuri jagung saya. Saya dekati dengan wajah tertutup. Lalu saya bantu memotong pohon jagung untuknya dalam jumlah besar. Setelah semua selesai, sebelum dia mengangkat ikatan pohon jagung tersebut, saya buka penutup kepala saya sambil bertanya, pak ini jagung siapa? Kok sampeyan curi apa gak kasihan sama yang tanam? Ia diam saja. Lalu saya menimpali, jagung ini saya yang tanam pak. Monggo besok datang lagi kalau bapak memang gak punya malu lagi. Ini ikatan jagung bapak saya penuhi."
Dengan wajah malu, orang itu perlahan pergi meninggalkan Ngadiono.
" Seandainya saya waktu itu menggunakan kekerasan untuk menghentikannya dari mencuri jagung saya, pasti reaksinya akan lebih keras lagi daripada saya." sambungnya.

Begitulah orang jawa. Dia akan lemah ketika lawan yang dihadapinya merendahkan diri dihadapinya. Tapi ia bisa menjadi beringas ketika ia dimusuhi dengan kekuatan. Sebagaimana yang tercantum dalam sandangan aksara jawa ada sebuah tanda yang disebut pangkon. Pangkon adalah lambang dari sikap menjunjung tinggi orang lain di atas kedudukan kita, sehingga orang itu takluk dihadapan kita.
Maka aksara apapun yang dipangkon pastilah mati.


1 Response to "Ilmu Jawa itu Bernama "Pangkon""

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel